Senin, 22 November 2021

Puisi: Dingin

 Akan nyaris tanpa kicau burung selain hanya hujan hujan berkepanjangan. Kabut

seperti tak pernah

sedingin ini dimusim

musim yang ditinggalkan.

begitu sepi dan benarlah

apabila terkenang hari

akibat pengaruh suatu kejadian. Namun terlahir

sepi dapat karena anak ditinggal bapaknya selamanya

dalam kerinduan. Mereka kan diam tak tertawai tidak juga menentang jika benar

faham keras kehidupan. Memilih bersembunyi bersandar dibelakang dinding tangisi ironi drama

pertunjukan kenyataan. Semoga lebih dewasa 

walau jalan dewasa harus lalui bermacam 

kesedihan. Saat dilepas untuk menyusurnya dan jangan berfikir temui lagi kasih sayang pula

kepedulian. Bahkan semenggigil tubuh diserang hujan akan tiada

sebodoh manusiapun kan

datang memayungimu. Biarpun hingga tergeletak menunggu mati hanya jadikan tontonan sesaat lalu melupakanmu. Bahwasanya perjalanan menghabiskan usia amatlah dingin sekaligus menyesakkan. Ada hari dimana hidup tak

butuhkan lagi teori pemikiranmu atau juga

mimpi yang diharapkan. Akan tanpa guna lagi

sebanyak pun kesombongan serta sekecilpun rencana rencana. Maka saat itu

tepatlah merenungi

bahwa kita memang

bukanlah apa apa


Karya: Hendri Mustofa (2015)

Lukisan imajinasi Hendri Mustofa : "PEMBEBASAN IBU PERTIWI"

Cat Minyak Di Atas Kanvas 135x110 cm