Sabtu, 07 Agustus 2021

Puisi: Dalam Kemarau Malam

 Enam belas tahun lalu dalam kemarau malam sepi. Bocah itu keluar rumah berdiri dibawah Bimasakti. Sang bayu merasuk ditengah penantian panjang. Detik tegang sebelum langit berpesta hujan bintang. Bersiap sesaat setelah merah dan biru  cahaya sirna. Sendiri memandang ke ufuk barat mengagumi kejora. Sesaat lupa diri gembira dengan sikap sikap bodohnya. Tapi ayahnya yang sabar tersenyum dipintu membiar ia menikmatinya. Enam belas tahun lalu dan tak lama kebahagiaanpun berbalik. Bocah dungu itu marah begitu frustasi tak kunjung membaik. Pedih tak tersembuhkan persetan semilyar galaksi diberi untuknya. Masih tak percaya bapak itu tak pernah lagi menunggu dia dipintu rumahnya.  Anak yang sungguhnya butuh sedikit lebih lama lagi dicintai. Yang rindu dikisahi indah masa depan untuk dilampaui. Tetapi habis sudah masa pria itu menemaninya dibumi. Maka pulanglah tenang  kelangit menjadi bintang berpijar abadi.

karya: Hendri Mustofa (2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lukisan imajinasi Hendri Mustofa : "PEMBEBASAN IBU PERTIWI"

Cat Minyak Di Atas Kanvas 135x110 cm