Naik sejengkal berada tepat diatas ubun ubun. Tengah hari basah nan dingin duduklah lelaki tertegun. Terlanjur lewat beberapa jam kehadiran sebelum perginya embun. Tersentak hatinya bangun dari buai panjangnya ia melamun. Mulailah membuka satu persatu lembar tersimpan dilaci kenangannya. Telah diambang batas penentu memilih diapakan berkas berkasnya. Sebagian isinya menusuk perih dan sebagian membuat haru berkaca kaca. Kadang dia terpejam menunduk lama atau berlagak saja mengabaikannya. Lalu musim berganti mewariskan ajaran keras fase dewasa. Memahami hingga benar benar mau membakar arsip masa lalunya. Selanjutnya pria itu kembali terbuka dari orang yang mau menghargainya. Selanjutnya pria itu mudah tinggalkan siapa saja yang tak menyetujuinya.
karya: Hendri Mustofa (2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar